dunia kecil kita

suatu sore di pojokan kota, tersebutlah 6 org wanita ( noni,henny,loni,zai,Juli,erika ). 6 org wanita dgn beribu karakter yg berjanji untuk tetap bertukar kabar, bertukar cerita lewat blog ini. 6 orang perempuan yg akan pergi atau stay. 6 orang perempuan yg suatu hari nanti akan memberikan blog ini ke anak cucunya cerita lengkap tentang mereka. sahabat adalah rumah kita

Friday, September 29, 2006

Asal Muasal cantrik ..dan Pesantren

** ASaL MuaSAl CanTrik dAn PeSAntren **

Pada saat memuncaknya peradaban Islam yang berpusat di Bagdad, maka
budaya Islam merupakan pola budaya umum seluruh belahan bumi Timur,
tetapi sekaligus merupakan budaya global, karena ketika itu benua
Amerika sebagai belahan bumi barat belum ditemukan.Sebagai
bandingan, ketika Bagdad sudah mengenal kolam renang (permandian
umum) orang Perancis belum mengenal budaya mandi. Buktinya, istana
Perancis yang memiliki seribu kamar hanya memiliki satu kamar mandi.
Ketika duta besar Bagdad memberikan souvenir berupa jam air, Raja
Perancis menanyakan, sihir apa yang dapat menggerakkan benda itu.
Ketika dunia Islam sedang pesat-pesatnya ilmu pengetahuan, Barat
masih berada dalam abad gelap (blue age).

Karakteristik peradaban Islam yang mengglobal itu memudahkan
peneguhan agama Islam di Asia Tengara. Peranan saudagar anak benua
India berlanjut terus tetapi mereka tidak lagi beragama Hindu dan
Budha melainkan Islam (dari Gujarat). Pola budaya Perso Arab sebagai
buah masuk Islamnya imperium Persia, kemudian menggeser pola budaya
Sanskerta. Perkembangan selanjutnya, pola budaya Perso-Arab
digantikan oleh pola budaya yang bercorak Arab dengan dominasi
bahasa Arab. Bukti yang tak terbantahkan tergambar pada banyaknya
kata-kata Arab dalam bahasa Melayu dan Indonesia. Kerajaan Hindu-
Budha (Majapahit-Sriwijaya) yang sudah memasuki masa senja kemudian
digantikan oleh munculnya kerajaan-kerajaan Islam (Aceh, Demak,
Mataram, Ternate dll.).

Akulturasi budaya Islam dengan budaya sebelumnya nampak pada
berkembangnya pesantren (pondok pesantren) Budaya Yunani mengenal
pondokheyon, yakni asrama atau penginapan bagi orang-orang yang
sedang menuntut ilmu pengetahuan. Kata pondokheyon ini kemudian
pindah ke Arab menjadi funduq (sekarang artinya hotel). Pada masa
kejayaan Islam, asrama bagi orang-orang yang menuntut ilmu, terutama
ilmu hikmah (tasauf) disebut zawiyah(padepokan sufi), ribath(di
Afrika) dan khaniqah (masa al Gazali),. Di Jawa, agama Hindu dn
Budha mempunyai lembaga pendidikan yang disebut padepokan, dimana
didalamnya ada unsur shastri-(guru) dan cantrik (murid).

Nah ketika zaman kerajaan Islam, konsep lembaga pendidikan yang
dikembangkan mengadopsi konsep pondokheyon, konsep zawiyah dan
konsep padepokan Hindu Budha, menjadi bernama PONDOK PESANTREN.
Pondok berasal dari konsep pondokheyon, pesantren berasal dari pe-
cantrikan- juga dengan unsur kiyahi (dari konsep shastri) dan
santri (dari konsep cantrik). Jadi konsep pesantren sesungguhnya
merupakan hasil dari dialog peradaban. Karena pondok pesantren
sangat memelihara tradisi, maka betapapun pesantren dianggap
ketinggalan zaman, jejaknya akan selalu nampak, meski juga timbul
tenggelam.

.

__._,_.___

0 Comments:

Post a Comment

<< Home