Taman Yang Paling Indah
untuk RR
Allah yang baik,Senang deh aku sudah di siniTak Ada lagi mama yang galakDan paman yang sering membentakAllah yang baik,Bolehkah aku bergabungDengan teman-temanku di sebelah sanaYang sedang menyanyi gembira,"taman yang paling indah hanya taman kami..."Aku suka sekali lagu ituTapi tak pernah bisa menyanyikannya sepenuh hatiKarena sebelum ini,Aku hanya bisa mendengar lagu ituDari balik dinding rumahSayup-sayupSeperti memanggil-manggil untuk bergabung, bergembiraTapi aku bukan burung yang punya sayapAku tak bisa terbang ya Allah,Keluar barang sebentar dari rumahku yang pengapSetiap pulang sekolahDan ayah sedang tak Ada di rumahPaman menyuruhku rebahKadang-kadang menghadapnya, kadang-kadangMembelakanginya.Lalu aku tak tahu apa yang dilakukannya, ya AllahTapi rasanya sakit sekaliBadanku sakitTulangku sakitPahaku sakitMataku sakitKarena airmataku habis menahan jerit.Allah yang baik,Aku kangen ibu, bukan mamaMama bukan ibu yang melahirkankuMama adalah istri ayah yang baruYang lebih sayang pada anaknya sendiriBayi mungil yang lucuAku sih sayang pada adikku itu, ya Allah.Tapi aku takut, setiap kali aku mencium adikTangan mama mampir di wajahku,Rasanya lebih sakit dari kejedot kusen pintu.Setiap kali aku mencubit pipi montok adikTangan mama memuntir kupingkuSampai hampir putus rasanya, ya Allah.Mungkin satu kali pernah berdarah aku tak ingat lagiAllah yang baik,Pernah satu kali mama membekap mulutku rapat-rapatAku seperti ikan di pasar, yang megap-megap inginHidupAku menjerit memanggil-manggil ayahTapi mama semakin kencang mencekik leherkuSeperti film-film pembunuhan yang pernah kulihatDi televisi. Betul ya Allah, aku nggak bohong, lho.Di sekolah aku kan diajar bu guru nggak boleh bohong,Baik kepada orang lain apalagi kepada Allah.Tapi mungkin memang aku yang cengeng ya Allah,Aku selalu menangis bila pamanMelakukan terus menerus perbuatannya yang membuatkuSakitAku pernah berpikir untuk mengambil pisau DanMenusuknya seperti pada sinetron-sinetron yang pernahKulihat.Tapi aku tak pernah berani.Bahkan ketika ayah sedang di rumah, Dan memelukku pun,Aku tak berani bercerita apa-apa kepadanya.Di buku-buku cerita, aku lihat anak-anak seumurkuSelalu manjaPada ayah Dan ibunyaMereka bisa naik pundak sampai menginjak kepalaLalu tertawa-tawa bersama.Lalu orangtua menggelitiki perut anak-anaknyaMenciumi sepuasnya-puasnya, sampai is anak memangRasanyaSeperti hampir mati jugaTapi mati karena rasa geli Dan bahagiaMengapa hal itu tak pernah terjadi padaku, ya Allah?Apakah para penulis di buku-buku cerita itu berbohong,Mereka hanya mengarang yang indah-indah saja?Kalau begitu hukumlah mereka ya AllahKarena membuat anak-anak sepertiku tambah sedihTak pernah merasakan apa yang mereka tulis diBuku-buku itu.Teman-temanku di sekolah selalu ngomong tentang pleiStesyenDan boneka berbi,Aku tak pernah iri lho, ya Allah.Bener deh, suwer!Aku tak pernah iri soal mainanAku ingin hanya Ada dua ciuman berbarenganDari mama di pipi kanan, dari ayah di pipi kiriKalau ayah pulang ke rumah,Mama kadang-kadang mau tersenyum padaku, aku akui ituYa Allah,Tapi tetap saja dia tidak pernah mau menciumku.Aku ingin sekali ingin bercanda dengan mama Dan adikKecilku yang lucu,Apalagi kalau ayah sedang tidak di rumah.Tapi selalu aku disuruh mama menemani paman,Yang membuatku terus menjerit kesakitan.Ya Allah,Kenapa mama tak pernah mengelus airmataku ketika akuKesakitan?Kenapa mama malah menampar wajahku berulang kali?Kenapa mama malah membekap mulutku begitu kencang?Kenapa mama malah mencekik leherku seperti teman-temanMencekik belut sampai mati pada perlombaan tujuh belasAgustus di sekolah?Allah yang baik,Tapi sekarang aku gembira, suwer!Di sini banyak sekali teman-temankuYang bernyanyi riang.Bolehkah aku bergabung dengan mereka sekarang yaAllah,Aku ingin sekali menyanyikan, "taman yang palingIndah..."Mumpung sedang nggak Ada mama Dan paman.Boleh ya?Oh iya, kalau Allah nggak keberatanSekalian panggil saja semua kawan-kawanku yang takPernah menyanyikanLagu di rumah mereka dengan bahagia. SemuaKawan-kawanku yang selalu menangis kesakitan.Biarkan kami semua bernyanyi di sini saja ya Allah,Menyanyi bersama-sama, menari bersama-sama, tertawaBersama-sama,Berpelukan bersama-sama, dorong-dorongan,Pukul-pukulan, cubit-cubitan,Lalu menyanyi lagi bersama-sama sambil bergandenganTangan.Boleh kan ya Allah?Oh iya, sebelum aku bergabung bersama teman-teman diSana,Namaku Riska Rosiana.Allah bisa memanggilku Riska atau Rosi,atau dipanggil Ana juga boleh.Dadah Allah,aku mau ikut nyanyi dulu ya?Allah nggak akan marah seperti mama, 'kan?akmal n. basraljakarta. 17.01.06"akmal n. basral" anb99@....com
* * * *ANAK-ANAK ITU PERGI DENGAN LUKA...***
LUPAKAN sejenak kepedihan Lintar. Lihatlah kegemparanyang meledak di Perumahan Sengkang, Cilincing, JakartaUtara, pada suatu pagi Senin dua pekan lalu. Wargamenemukan pemandangan mengenaskan. Riska Rosiana, 7tahun, meninggal di rumahnya dengan sebagian tubuhnyasudah dikerumuni semut. Di rumah petak itu pelajarkelas dua Madrasah Al-Islamiyah tersebut tinggalbersama ayahnya, Daeng Amran, 55 tahun, dan ibutirinya, Idawati, 39 tahun, dan seorang adik tirinyayang berumur 14 bulan.Riska meregang nyawa dengan kepedihan. Malam sebelumia meninggal, ia diperkosa dan disodomi oleh adikibunya, Ambo Ase, 25 tahun, di kamarnya. Tindakan sangpaman membuat Riska menangis kesakitan. Gadis cilikini membawa tangisnya ke ruang tamu. Bukannya bantuanyang datang, tangis itu justru membuat Idawati murka.Idawati naik pitam dan membekap mulut Riska dengankain dan kemudian mencekiknya. Riska terdiam. Idawati,yang menyangka bocah perempuan itu sudah tertidur,segera meninggalkan Riska. Ia tak sadar, saat itubocah malang tersebut sudah menjadi mayat.Kepada tetangganya, Idawati dan Amran, suaminya, yangbaru pulang pada pagi hari, menyatakan Riska meninggalkarena sakit. Tapi sejumlah warga yang curigamelaporkan peristiwa tersebut ke polisi. Polisi datangdan mengirim mayat itu ke RSCM. Dokter Mun'im Idris,pakar forensik yang melakukan autopsi terhadap jasadRiska, memastikan: bocah malang itu meninggal karenakehabisan napas akibat cekikan. "Ada bekas kuku didekat telinganya," kata Mun'im.Idawati dan Ambo kini mendekam di tahanan PolsekCilincing. Ambo mengaku perbuatan bejatnya itu sudahdilakukannya selama dua bulan. "Saya sudah sepuluhkali memperkosa Ika," katanya. Idawati juga mengakudirinya mencekik Riska. "Karena tidak diam-diam, diasaya cekik dan mulutnya saya sumpel pakai kain,"ujarnya. Polisi menjerat Ambo dan Idawati denganpasal-pasal KUHP tentang perbuatan cabul terhadap anakdan menghilangkan nyawa orang. Ancaman terhadap pelakuperbuatan ini, penjara 15 tahun. Selain itu, ujarKapolres Jakarta Utara Komisaris Besar Dede Suryana,kedua orang ini akan dijerat dengan Undang-UndangPerlindungan Anak.Adapun jasad Riska kini sudah terbaring di kampunghalaman ibu kandungnya di Desa Tanjungkerta,Indramayu. Sejumlah warga menancapkan pisau dan alu diatas kuburannya. Warga percaya arwah Riska akanmenuntut balas. "Gunakan pisau itu untuk membalasdendam, Nak. Balaskan kemarahan kami...," ujarsejumlah warga sambil menaburkan kembang di ataspusara Riska
0 Comments:
Post a Comment
<< Home