PPD 08 Part 2
Weekdays aku nggak pernah dipisahkan oleh Bus PPD 08. Bagaimana tidak, kendaraan inilah yang mengantarkanku tepat menuju depan kantorku yang berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Jakarta. Dan kendaraan ini jugalah yang mengantarkanku ke suatu lokasi yang bernaa GORO, tempat dimana aku selalu dijemput bang Yudi & Diva (my husband & my baby) untuk menuju rumah.
Kenyamanan, itulah yang selalu aku rasakan takkala aku berada didalam kendaraan tsb. Bahkan aku merasakan, PPD 08 ini seperti layaknya kendaraan pribadi.Huwahahahaha mungkin yang membaca ceritaku ini tertawa atau tersenyum aneh dan berpikir, masa iya sih BUS dianggep seperti kendaraan PRIBADI. Hehehe tapi itulah yang aku rasakan dan kualami.Layaknya kendaraan pribadi, didalan Bus PPD 08 berAC ini aku bisa duduk nyantai (untungnya jarang / bahkan tidak opernah berdiri, karena jam pergi & pulang ngantorku bukan termasuk jam dimana banyak orang harus berebutan untuk bisa duduk), bisa makan+minum, mendengarkan musik lewat MP3 yang setia menemani kemana aku pergi, juga di kendaraan itu jugalah aku bisa tidur melapas lelah mapun rasa kurang tidur yang ku alami.
Menariknya lagi, di PPD 008 tersedia apa saja yang hampir kita inginkan.Bagaimana tidak, kendaraan ini tidak pernah sepi oleh penjual yang menjajakan dagangannya. Dari permen, minuman, sticker, solatip, buku, kamus, walkman murmer, voucher prabayar, mainan anak-anak, alat tulis, dan pernak pernik lainnya.Bahkan bagi penghuni BUS 08 yang tidak memiliki walkman/mp3 pribadi, para pengamen atau anak jalanan selalu setia dan hilir mudik secara bergantian menghibur penghuni BUS 08 sampai ketempat tujuan.
Terkadang dan nggak jarang, ada juga sih penumpang yang mendumel tapi nggak mungkin dan gak bisa nutup kuping rapat-rapat karena nyanyian yang dihasilkan dari bunyi-bunyian dan suara sang pengamen tidak seperti yang diinginkan si pendengar a.k.a penumpang. Atau... karena merasa bosan, dia lagi dia lagi yang ngamen dan lagunya itu lagi itu lagi...Atau lagi merasa risih... deuuuuuh anak jalanan itu-itu saja yang meminta sumbangan yang berembel-embel untuk memenuhi kebutuhan agar ia bisa sekolah dan kebutuhan hidupnya.
Terkadang... saat memandang anak-anak jalanan tsb, aku sendiri berpikir "duuuuuueh kemana dan ngapain aja sih orang tuanya, kok tega-teganya membiarkan anaknya ngamen dan meminta-minta dengan segudang resiko termasuk kecelakaan yang mungkin saja ia alami. Padahal kalau diperhatikan, orangtuanya masih muda, kuat dan gagah, hanya nasib saja yang membawa mereka kurang beruntung. Tapi... para orangtua itukan masih punya cara mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup serta membiayai hidup keluarganya dengan bermacam cara. Bisa jadi tukang cuci, pembantu rumah tangga, penyapu jalanan, buruh dan masih banyak jalan lain yang bisa dipilihnya. Mungkin yang ada dibenak mereka hanya "bagaimana cara mencari duit dengan cara cepat dan nggak mau susah" kali yah hehehe
Nggak jarang juga sih, rasa kasihan menyelinap dilubuk hati ini tak kala melihat dan menyaksikan pemandangan anak jalanan yang kebanyakan masih dibawah umur, bersusah payah dan beresiko mengalami kecelakaan mengharap recehan dari penumpang Bus.Aku sendiri jarang memberikan uang recehan, aku lebih senang memberi sesuatu barang yang aku anggap lebih bermanfaat, misalnya saja makanan.
Sumbernya makanan yang aku bawa dari kantor atau makanan yang aku dapat dari si penjual yang menawarkan produk atau makanan di Bus.Dengan demikian double lah keuntungan yang aku dapatkan. Disatu sisi membantu dan menguntungkan sipenjual karena dagangannya laku, disisi lain anak jalanan kenyang menikmati makanan tsb.
hehehe beramal kok ngitungin untung yah... eh tapi maksudnya kan baik, setuju kan?!!!
Tapi itulah keunikan berada di BUS 08, yang menurutku merupakan tempat SERBA ADA & SERBA GUNA, yang kemungkinan juga berlaku di BUS lain.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home