dunia kecil kita

suatu sore di pojokan kota, tersebutlah 6 org wanita ( noni,henny,loni,zai,Juli,erika ). 6 org wanita dgn beribu karakter yg berjanji untuk tetap bertukar kabar, bertukar cerita lewat blog ini. 6 orang perempuan yg akan pergi atau stay. 6 orang perempuan yg suatu hari nanti akan memberikan blog ini ke anak cucunya cerita lengkap tentang mereka. sahabat adalah rumah kita

Tuesday, February 06, 2007

Hell hath no fury....

gals.....ini saya dapet dari milis , kayaknya sih bagus

"Kunjungan Cinta"
Karya : Friedrich Durenmatt
Saduran & Sutradara : N. Riantiarno
Produksi ke 111 dalam rangka 30 tahun Teater Koma, 1977-2007

Kota Goela yang bangkrut berharap banyak dari kunjungan seorang wanita kaya
ke kota itu. wanita itu adalah Klara Zakanasian (Ratna Riantiarno), yang
terkenal dengan kedermawanan dan 'prestasi'nya dalam berganti suami ;-p.

Klara Zakanasian, dahulu adalah Klari Waser yang pernah tinggal di Goela
sampai berumur 17 tahun. Ilak Alipredi (Butet Kertaradjasa), kekasih masa
kecil Klara ditugaskan warga kota untuk mendekati Klara secara persuasif
agar bersedia menyumbang untuk perbaikan perekonomian kota Goela.

Klara Zakanasian ternyata tidak perlu di'lobby', Ia memang berniat
menyumbang perekonomian kota kelahirannya....dengan satu syarat: Nyawa Ilak
Alipredi.

Sebuah rahasia besar pun terungkap, Ilak Alipredi dahulu pernah menghamili
Klara Zakanasian namun Ia berusaha mengelak dari tanggung jawab dan
menghadirkan dua saksi palsu di pengadilan yang mengakui bahwa mereka tidur
dengan Klara.

Klara yang terluka dan hamil tua pergi dari Goela dengan satu tekad, suatu
saat dia akan kembali untuk menuntut keadilan. Klara terlunta2 dan menjadi
pelacur, anaknya lahir dan dititipkan di panti asuhan, setahun kemudian
anak itu meninggal. Klara kemudian bertemu dengan Zakanasian seorang
milyuner minyak dan menikah dengannya. Sejak itu, Klara mewarisi kekayaan
demi kekayaan seiring dengan pergantian suaminya.

Ada luka yang tak bisa sembuh meski tergulung waktu 45 tahun, karena itulah
Klara kembali.
Kota Goela yang miskin dan bersahaja berjuang mempertahankan moralitas
dengan godaan kenyamanan yg secara persuasif ditawarkan oleh Klara.

"Kota Goela sebagai imbalan untuk satu pembunuhan, perkembangan ekonomi
dari mayat seseorang"
Mampukah hati yang hangat bertahan dengan sepatu rombeng, ketika sepatu2
kuning baru menari2 mencari pemiliknya.
Tidak ada yang mau membunuh Ilak Alipredi demi uang, tapi semua orang
berharap ada yang melakukannya.
Secara keseluruhan pementasan Teater Koma kali ini benar-benar memukau,
setting yang sangat to the details dan dinamis serta pemain-pemain
cemerlang bnar2 memukau to the limit ^_^

Celetukan-celetukan Butet kertaradjasa seperti biasa memancing tawa spontan
penonton, "Wah, kota kita modern ya sekarang, eh lihat! ada monorail....oh
cuma tiangnya.."dengan gaya kalem.

-Kiky Mizanie-
January, 2007

__._,_.___

0 Comments:

Post a Comment

<< Home