dunia kecil kita

suatu sore di pojokan kota, tersebutlah 6 org wanita ( noni,henny,loni,zai,Juli,erika ). 6 org wanita dgn beribu karakter yg berjanji untuk tetap bertukar kabar, bertukar cerita lewat blog ini. 6 orang perempuan yg akan pergi atau stay. 6 orang perempuan yg suatu hari nanti akan memberikan blog ini ke anak cucunya cerita lengkap tentang mereka. sahabat adalah rumah kita

Wednesday, February 07, 2007

JAKARTA BUANJIR

written : erika

Air jatuh dari langit begitu banyak sejak kamis malam.
Jumat subuh, hujan semakin deras tanpa memberi tanda sedikitpun kapan akan berhenti.

Jam menunjukkan pukul 09.00, sudah saatnya bersiap-siap untuk ke kantor, tapi tetap hujan tak kunjung berhenti, bahkan air yang tumpah dari langit semakin banyak.

Setengah jam kemudian, dalam penantian hujan tak juga mereda.
Bahkan air sudah memasuki halaman rumah.
Dijalan depan rumah, air sudah mencapai tinggi sebetis.

Mobil kijang & Vios pun segera diungsikan bangYudi ke dataran tinggi komp. perumahan Gading Arcadia dimana setahun belakangan ini kami tempati.


Jam 10.00 Am akhirnya gw dan keluarga memutuskan untuk keluar untuk beraktifitas.
Tepat dipos perumahan, kami mendapatkan informasi kalau lalu lintas diluar dalam keadaan lumpuh.
Tapi kami memutuskan tetap mencoba.
Kijangpun berlari perlahan dan mencoba melalui jalan yang diperkirakan bisa dilewati, namun hasilnya nihil.

Dalam perjalanan, gw sekeluarga juga memantau keadaan kak Susi (kakak ipar) yang berada di Jakarta Timur, karena berita yg kami dapat terakhir, air sudah memasuki rumah.

Jalan pertama tidak bisa dilalui, kamipun mencoba jalan alternatif kearah pulo gadung, tapi diujung jalan besar, justru petugas melarang untuk meneruskan perjalanan, karena sejak pagi tadi lalu lintas disekitar jln raya pulo gadung lumpuh total.

Bingung...
Karena tidak ada jalan keluar untuk menuju tempat yang ingin dituju,kami pun memutuskan untuk kembali kerumah.

Air semakin pasang...
tapi syukurnya belum memasuki rumah
Kami masih kepikiran kak Susi dan anak2nya yang saat ini msh terjebak dalam banjir.
Sayangnya tak kuasa, karena kamipun terjebak tak bisa keluar komplek karena tak ada jalan alternatif untuk kesana.
Telp sana sini ke
kerabat untuk cari tau apakah ada mobil truk nganggur yg bs membantu membawa kak Susi & keluarga ke tempat kami, tapi hasilnya nihil.

Kini hanya doa yang dipanjatkan, semoga ketinggian air sedada yang dialami kak Susi & keluarga segera surut dan ketiga keponakan ku sabar menghadapi cobaan ini.

Jam 02.00 Pm hujan disekitar rumah kami pun reda, tapi tidak lama dari itu ditengah kesibukan gw searching internet nyari bahan siaran yang nantinya bakal gw email ke penyiar gw Ida, lampu tiba-tiba mati.

Sampai sore ini, 03.20Pm lampu blum juga hidup. Sementara air didepan halaman rumah semakin pasang dan mencapai ketinggian sebetis.

Memang... yang gw alami ini belum ada apa-apanya jika dibandingi dengan mereka yang tempat tinggalnya direndam air dan hanya terlihat atapnya saja.
Tapi... siapa sih yang ingin mengalami kejadian seperti ini?!!

Semoga air segera surut dan lampu lekas hidup, itulah doa kami saat ini...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home